SUARA BUNGO – Banjir bandang tampaknya masih
terus menggintai di Kabupaten Bungo, terutama masyarakat yang tinggal
disepanjang aliran sungai. Salah satu contoh seperti yang terjadi pada kamis
lalu (25/2) di empat kecamatan di Kabupaten Bungo. Akibat banjir yang terjadi di
Kabupaten Bungo, sebanyak 45 rumah semi permanen hanyut terseret banjir dan
ribuan rumah lainnya terendam. Banjir yang terjadi di empat kecamatan di
Kabupaten Bungo ini di duga kiriman dari Kabupaten Kerinci. Hal ini disampaikan
langsung oleh Muhammad Zadjius Kabid Jaminan Bantuan dan Sumbangan Sosial Dinas
Sosial Bungo saat dikonfirmasi koran ini.
"Dari data yang kami terima dilapangan untuk hari ini (25/2), warga yang terkena bencana banjir terdapat di empat Kecamatan yakni , Kecamatan limbur lubuk Mengkuang sebanyak 112 Kepala Keluarga (KK) atau 560 jiwa yang terbagi dalam 6 dusun (desa,red), Kecamatan Pelayang yang terdiri dari tiga dusun sebanyak 523 KK atau 2516 jiwa, Kecamatan Tanah Tumbuh sebanyak enam desa terdiri dari 789 KK atau 3945 jiwa dan terakhir Kecamatan Pelepat yang terdiri dari lima desa dengan korban 686 KK atau 3430 jiwa,"katanya.
Disampaikannya, bahwa banjir yang terjadi saat ini merupakan kiriman dari Kabupaten Kerinci yang menggalir dari Batang Bungo, Batang Tebo , Batang Pelepat dan Batang Ulek yang kemudian bermuara di Jaya Setia dari Tanjung Gedang kecamatan pasar.
"Banjir yang terjadi di empat Kecamatan ini bukan karna intensitas hujan yang deras, tapi kiriman air dari kerinci. Dan untuk meringgankan beban korban bencana banjir, rencananya dalam waktu dekat kami akan memberikan bantuan berupa sembako melalui camat dan di teruskan kepada masing-masing kades,"jelasnya.
"Dari data yang kami terima dilapangan untuk hari ini (25/2), warga yang terkena bencana banjir terdapat di empat Kecamatan yakni , Kecamatan limbur lubuk Mengkuang sebanyak 112 Kepala Keluarga (KK) atau 560 jiwa yang terbagi dalam 6 dusun (desa,red), Kecamatan Pelayang yang terdiri dari tiga dusun sebanyak 523 KK atau 2516 jiwa, Kecamatan Tanah Tumbuh sebanyak enam desa terdiri dari 789 KK atau 3945 jiwa dan terakhir Kecamatan Pelepat yang terdiri dari lima desa dengan korban 686 KK atau 3430 jiwa,"katanya.
Disampaikannya, bahwa banjir yang terjadi saat ini merupakan kiriman dari Kabupaten Kerinci yang menggalir dari Batang Bungo, Batang Tebo , Batang Pelepat dan Batang Ulek yang kemudian bermuara di Jaya Setia dari Tanjung Gedang kecamatan pasar.
"Banjir yang terjadi di empat Kecamatan ini bukan karna intensitas hujan yang deras, tapi kiriman air dari kerinci. Dan untuk meringgankan beban korban bencana banjir, rencananya dalam waktu dekat kami akan memberikan bantuan berupa sembako melalui camat dan di teruskan kepada masing-masing kades,"jelasnya.
Terpisah, Kepala BPBD Bungo, Indones saat dikonfirmasi wartawan
mengatakan hal yang senada. Menurutnya hampir seluruh dusun yang berada tepat
dipinggir aliran sungai Batang Pelepat dan Batang Tebo terkena dampak akibat banjir
bandang tersebut.
"Malahan di Kecamatan Pelepat banjir mencapai tiga
meter , sedangkan di Tanah Tumbuh ketinggian air hanya satu meter," kata
Indones, Kamis (25/2) lalu.
Saat ditanya apakah ada korban jiwa akibat banjir
tersebut, dan tindakan apa yang sudah dilakukan oleh pihak BPBD Bungo? Indones
memastikan tidak ada korban jiwa, ia juga menyebutkan telah menurunkan beberapa
alat bantuan berupa tim penyelemat serta perahu karet guna menyelamatkan
masyarakat serta harta benda yang ikut tengelam
"Sementara ini kita sudah menerjunkan tim di
kecamatan yang dilanda musibah banjir," paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Arpan Tuyani selaku
kepala UPTB Damkar, dirinya menyebutkan telah menerjunkan personil damkar yang
berada di kecamatan guna melakukan penyelamatan terhadap masyarakat yang
terkena dampak banjir.
"Untuk bantuan telah kita turunkan, baik yang
berada di kecamatam maupun anggota yang berada di kabupaten," papar arpan.
Lanjut Arpan, dari informasi yang ia dapat, ketinggian
air secara berangsur naik sejak dini hari. "Untuk ketinggian air relatif
secara berangsur, dan di pagi hari, ketinggian air mencapai sebahu orang dewasa
di Dusun Batu Kerbau, sedangkan untuk di kecamatan tanah tumbuh, ketinggian air
baru sebatas pinggang orang dewasa," ucap Arpan lagi.
Dengan adanya kejadian tersebut, Indones dan arpan
meminta kepada seluruh masyarakat, khususnya yang berada di pinggir aliran
sungai untuk dapat berhati- hati dan mengurangi aktifitas di pinggir sungai,
agar tidak terjadi korban jiwa.
"Bagi masyarakat dihilir sungai yang terkena
dampak banjir, kami himbau untuk selalu waspada, dan tidak melakukan aktifitas
di pinggir sungai sebelum turunnya debit air," harap Arpan Tuyani. (Mg1)
0 komentar:
Posting Komentar