SUARA BUNGO – Bantuan irigasi yang diberikan oleh Dinas
Penggerjaan Umum (PU) provinsi Jambi untuk menggaliri sawah warga di beberapa dusun (desa,red) Kecamatan Tanah
Sepenggal, seperti Dusun Candi, Pedukun, Sungai Gambir sampai ke Pasar Lubuk Landai
tampaknya sia-sia. Pasalnya, warga masih mengeluhkan macetnya air di irigasi
tersebut. Padahal aliran air menjadi sumber utama untuk kebutuhan
pertanian terutama sawah.
Masalah ini muncul sejak setahun yang lalu, setelah irigasi yang berada di Batang Uleh ambruk
sehingga air terpotong di sana. Akibatnya irigasi di bagian hilir tak mendapat
pasokan air.
Dari pantauan awak media di lokasi irigasi, setidaknya empat pintu
air irigasi yang seharusnya mengalirkan air ke
sawah-sawah kering.
Seorang warga yang ditemui di lokasi, Hermadi, menyebut bahwa
irigasi tersebut tidak lagi normal sejak setahun lalu. Meski tampak ada
perbaikan seperti di dekat pintu air bagian hilir dan ada juga pembangunan
talang (irigasi dibuat tergantung di atas pintu air atau dam), namun sampai
saat ini tak ada air yang mengalir di sana.
"Sejak direhap sekitar setahun lalu lah tidak ada juga
mengalir lagi, padahal memang kita di sini berharap dari irigasi ini karena
lebih dekat dengan sawah," terangnya.
Kini lanjut Hermadi, untuk bertani mau tidak mau warga harus
membuat aliran air sendiri secara swadaya dari batang sungai yang berada di
hilir.
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH)
Kabupaten Bungo, Khairul Saleh juga mengeluhkan
kondisi yang terjadi. Menurutnya sejak terjadi longsor di Batang Uleh pihaknya
sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Jambi.
"Kita sudah ada mengadukan masalah ini, kata mereka mau
ngecek. Kita maunya meninjau bersama supaya bisa dijelaskan masalah yang muncul
karena kejadian itu," paparnya.
Tahun lalu saat musim kemarau, pihaknya kesulitan menyalurkan
pasokan air ke sawah-sawah warga. Alhasil banyak sawah tak mendapat pasokan
secara penuh dan tentunya berhadapan dengan gagal panen.
"Sekarang ini untung lagi musim hujan jadi air berlimpah,
coba nanti pas masuk musim kemarau lagi, kesulitan petani kita di sana,"
keluh Khairul.
Meski sifatnya perbaikan irigasi ini
sangat urgen karena berkaitan dengan kepentingan masyarakat, namun Pemkab dalam
hal ini DPU kabupaten sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap
infrastruktur tak bisa berbuat banyak.
Kepada DPU Bungo, Azwir mengungkap saat dikonfirmasi awak media bahwa
pihaknya sudah mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan, namun soal
perbaikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab provinsi. "Kita kan punya
'rumah' masing-masing, tanggung jawab kita ngurusi 'rumah' kita, tidak bisa
ngurusi 'rumah' orang lain," pungkasnya. (Mg1)
0 komentar:
Posting Komentar