SUARA BUNGO - Bukan rahasia umum, jika beberapa bulan
terakhir aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), dikawasan Bandara Bungo,
menjadi salah satu central aktivitas PETI yang terus menggeliat keberadaanya,di
Bungo.
Sehingga tak heran, jika air sungai setempat berubah warna menjadi kuning pekat kecoklatan. Air
sungai yang dulunya menjadi satu - satunya akses bagi warga
guna melakukan aktivtas
keseharianya, kini seakan hanya tinggal cerita usang.
Jangankan air
sungai setempat dijadikan untuk minum
sehari - hari, untuk aktivitas mandi pun warga
sudah mulai tak yakin, imbas dari keruh dan kotornya air sungai yang
duluhnya menjadi sungai kebangaan “wong
Bungo”
Menariknya,
kendati aksi PETI dilokasi tersebut pelan namun pasti terus menggeliat dilokasi setempat, namun
aparat terkesan tutup mata dan telinga?
Pertanyaan tersebut tentu saja menjadi
pertanyaan dasar bagi warga yang tinggal dilokasi setempat, ada apa dengan aparat dan Pemerintah Bungo
yang seakan melakukan pembiaran akan aktivitas PETI yang notabene sangat
merusak ekosistem yang ada disungai itu.
“ Dak jelas lagi
pak. Aktivitas PETI dikawasan seputaran bandara ini, terus terjadi setiap hari
sejak beberapa bulan terakhir. Dan anehnya, aktivitas PETI tersebut seakan tidak tersentuh hukum
sama sekali. Rasanya sangat tidak masuk akal, jika aparat tidak mencium keberadaan aktivitas PETI tersebut. Atau bisa jadi sudah ada main mata antara aparat
dengan para pelaku PETI, hingga aktivitas PETI tersebut bisa terus berjalan sampai saat ini. Jujur saja resah kita memang ,” Ungkap
Martijo (34), bukan nama sebenarnya, bertutur kepada koran ini, kemarin.
Tak hanya Martijo, yang resah dengan aktivitas PETI
tersebut namun, Rukmini (29), salah satu
Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tinggal tak jauh dari aliran sungai kawasan bandara
juga menuturkan keresahanya akan aktivitas PETI tersebut.
“ Bisa jadi tinggal kenangan jika aliran sungai ini
dulu merupakan aliran sungai yang jernih, dan menjadi kebangaan warga Bungo.
Namun sekarang tinggal kenangan saja. Keruhnya
anak aliran sungai ini, menjadi momok yang menakutkan bagi warga untuk
menjadikan aliran sungai dijadikan aktivitas sehari hari, tak terkecuali untuk
mandi sekalipun,” Keluhnya.
Lalu bagaimana tanggapan aparat terkait aktivitas PETI
diwilayah setempat? Kapolres Bungo AKBP Asep Amar Permana melalui Kabag Ops Kompol A Sitompul ketika dikonfirmasi wartawan via
seluler mengakui, jika aktivitas PETI dikawasan seputaran bandara tersebut masih
terus terjadi hingga saat ini.
Sejauh ini,
lanjut Kompol A Sitompul, rencana untuk melakukan penertiban PETI dilokasi
tersebut, tentu saja ada. Dan
ini, perlu koordinasi dan kerja sama dengan aparat Dandim 0416 dan
Pemerintah Daerah (Pemda) Bungo guna menuntaskan persoalan tersebut.
" Tak ada
aparat yang tutup mata dan telinga dalam hal ini. Memang ada
rencana untuk melakukan razia PETI dilokasi setempat, melalui koordinasi
dengan aparat TNI dan Pemda terlebih dahulu tentunya. Karena kalau hanya
personil Polres yang diandalkan,
dirasa tidak akan mampu menuntaskannya, lantaran minimnya jumlah personil yang kita miliki ,"
tandasnya. (Oni)
Selamat terbitnya Suara Bute Sarko di Internet. Supaya keren, ganti template nya dan beli domain .net atau .com. seperti www.infobungo.com
BalasHapusOK TRIMS
Hapus